Rabu, 22 November 2017

Makan Malam

Seperti biasa, Sayang.
Makan malamku selalu dibuka dengan doa yang isinya rindu.
Setelah itu kuteguk perlahan secangkir kenangan hangat
Sambil kuaduk semangkuk harapan.

Perlahan kutuangkan sesendok cerita
Tentang penantianku setiap malam
Menunggu pintu terbuka
Dan kau hadir mengucap salam.

Dimana kau sekarang ?
Sudahkah menemukan jalan pulang?
Atau kau pulang ke rumah
Tempat cinta barumu bersarang?

Akhirnya kuputuskan untuk meneguk habis
Cangkir kedua yang isinya tak lagi manis.

Cangkir kuletakkan.

Engkau kurelakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar