Rabu, 22 November 2017

Lagu Teromantis Dari Banda Neira


Meski sudah resmi bubar sejak 23 Desember 2016 lalu, duo Banda Neira yang beranggotakan Ananda Badudu dan Rara Sekar tetap memiliki penggemar setianya yang hingga kini terus mendengarkan lagu-lagu dari Banda Neira. Alunan musik yang merdu dan lirik nan puitis membuat para pendengarnya merasa seperti diberi suasana yang menenangkan jiwa.

Dari sekian banyak lagu Banda Neira, terpilih satu lagu yang menurut banyak orang adalah lagu teromantis yang pernah diciptakan oleh Banda Neira yaitu, Sampai Jadi Debu. Lagu yang dirilis pada awal tahun 2016 ini merupakan lagu yang keindahannya tidak akan memudar oleh waktu. Lagu ini menyampaikan pesan tentang kesetiaan yang berpegang teguh pada janji dan pendirian.

Dengan durasi lagu 6 menit 48 detik, para pendengarnya dimanjakan dengan alunan piano yang dilantun dengan indah sebagai instrumen awal. Instrumen yang diselingi oleh alunan suara dari Rara dengan durasi hampir 3 menit tidak akan membuat bosan, malah pendengarnya dibuat semakin terlena oleh tiap suara yang dikeluarkan oleh Rara. Bait pertama dalam lagu ini terlantun dengan indah dan bermakna “Badai tuan telah berlalu; salahkah ku menuntut mesra. Tiap pagi menjelang; kau di sampingku; ku aman ada bersamamu ”. Terlihat bahwa Banda Neira disini memaknai badai sebagi sebuah rintangan yang usai setelah dilalui bersama dan dilanjutkan dengan terbentuknya sebuah ruang kebersamaan yang tercipta sehingga dapat menghadirkan sebuah kenyamanan.

Ananda Badudu tak membiarkan Rara melantuakan nada indahnya sendiri, dibait kedua, Ananda ikut menyumbangkan suaranya dalam lagu ini, “Tiap taufan menyerang; kau di sampingku; kau aman ada bersamaku”. Memberikan sebuah jaminan akan rasa aman, bait ini menjadi penggambaran romantis atas kebersamaan yang dapat menjadi sebuah senjata dalam menghadapi masalah. Hingga pada bait terakhir pertanda akhir dari keindahan lagu ini, bait ini merupakan yang paling sendu dan mendalam. “selamanya; sampai kita tua; sampai jadi debu; ku di liang yang satu; ku di sebelahmu”, sebuah akhir kalimat yang menggambarkan kesetiaan yang abadi. Banda neira mengemasnya hingga terdengar sangat tulus untuk para pendengarnya yang akan selalu memegang teguh kesetiaan tanpa perlu ingin tahu rasanya mendua. 

Sampai Jadi Debu mengajarkan kita untuk selalu setia pada setiap proses, bahkan ketika tak jarang segala rintangan datang untuk menghadang dan menguji. Kebersamaan adalah kuncinya dan ketika bersama bisa melewati segala badai dan taufan yang menyerang, kesetiaan yang abadi adalah sebuah hadiah yang hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar