BAB I
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar Sebagai Salah Satu Mata Kuliah
Dasar Umum
# Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Tujuan Ilmu sosial dasar ialah membantu
perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh
wawasan yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang mengharapkan dari sikap
mahasiswa , khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam
menghadapi manisia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia-mnusia
lain terhadap manusia yang bersangkutan secara timbal balik. untuk memahami dan
menyadari adanya kenyataan sosial dalam masyarakat dan masalah sosial dalam
masyarakat merupakan masalah yang kompleks.
# 3 Kelompok Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan alamiah ialah Ilmu-ilmu alamiah
bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD (Ilmu
alamiah dasar) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
esensial saja.
Ilmu pengetahuan sosial ialah sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia
dan lingkungan sosialnya. ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
Ilmu pengetahuan budaya atau Humaniora ialah
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya
# Pengertian Masalah Sosial
Pengertian masalah sosial ialah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
# Contoh Masalah Sosial
Masalah pengangguran dengan segala dampaknya di
Indonesia yang menurut pengamatan saya sudah semakin memprihatinkan terutama
ketika negara kita terkena imbas dari krisis ekonomi sejak tahun 1997 . Apa itu
pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak dapat
bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe
pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan
pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk,
distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di
negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk
di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab
rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan
sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan
negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara
berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju
karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama dari rendahnya
pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan
tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak.
Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang sebenarnya
mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan sama
sekali. Berdasarkan data dari Depnaker pada tahun 1997 jumlah pengangguran
terbuka saja sudah mencapai sekitar 10% dari sekitar 90 juta angkatan kerja
yang ada di Indonesia, dan jumlah inipun belum mencakup pengangguran
terselubung. Jika persentase pengangguran total dengan melibatkan jumlah
pengangguran terselubung dan terbuka hendak dilihat angkanya, maka angkanya
sudah mencapai 40% dari 90 juta angkatan kerja yang berarti jumlah penganggur
mencapai sekitar 36 juta orang. Adapun pengangguran terselubung adalah
orang-orang yang menganggur karena bekerja di bawah kapasitas optimalnya. Para
penganggur terselubung ini adalah orang-orang yang bekerja di bawah 35 jam
dalam satu minggunya. Jika kita berasumsi bahwa krisis ekonomi hingga saat ini
belum juga bisa terselesaikan maka angka-angka tadi dipastikan akan lebih
melonjak. Ledakan Pengangguran Akibat krisis finansial yang memporak-porandakan
perkonomian nasional, banyak para pengusaha yang bangkrut karena dililit hutang
bank atau hutang ke rekan bisnis. Begitu banyak pekerja atau buruh pabrik yang
terpaksa di-PHK oleh perusahaan di mana tempat ia bekerja dalam rangka
pengurangan besarnya cost yang dipakai untuk membayar gaji para pekerjanya. Hal
inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya ledakan pengangguran yakni
pelonjakan angka pengangguran dalam waktu yang relatif singkat. Awal ledakan
pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar tahun 1997 akhir atau 1998
awal.
BAB II
Penduduk, Masyarakat, & Kebudayaan
>> 7 Unsur Kebudayaan
C. Kluckhohn dalam buknya Universal Categories
of Culture (1953) membahas kerangka-kerangka kebudayaan yang kemudian dijadikan
kerangka umum. Berdasarkan itu pulalah, Koentjaraningrat (200:203-204)
memaparkan 7 unsur kebudayaan, yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian
>> Wujud Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai paling sedikit tiga wujud,
yaitu: (1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya; (2) Wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat; (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan,
sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam
kepala-kepala atau dengan perkataan lain dalam alam pikiran.
Wujud kedua dari kebudayaan yang sering disebut
sebagai sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri,
bersifat konkret dan dapat diobservasi serta didokumentasi.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut sebagai
kebudayaan fisik, dan memerlukan keterangan banyak, karena merupakan seluruh
isi total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda yang
dapat difoto, diraba dan diobservasi.
>> Pertumbuhan & Perkembangan budaya
Budaya adalah sebuah konsep, keyakinan, nilai,
dan norma yang dianut masyarakat yang mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya
menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya sekaligus
sebagai sebuah sistem simbol yang hidup di tengah-tengah masyarakat suatu
bangsa. Sebagai sistem simbol, budaya mempunyai pengaruh ke seluruh sistem
kehidupan sehingga muncullah berbagai macam budaya-budaya yang eksistensinya
berhubungan erat dengan individu-individu atau pelaku-pelaku kebudayaan, yang
tidak lain adalah kita sendiri.
Berkembangnya sebuah kebudayaan tentulah
berhubungan erat dengan pelaku kebudayaannya, jika pelakunya memanifestasikan
sikap baik maka dapat dipastikan kebudayaan yang berkembang pun akan menjadi
baik, tetapi jika pelakunya menanamkan sikap buruk maka kebudayaan yang
berkembang pun pastilah buruk. Karena itu jangan heran apabila budaya yang
berkembang saat ini adalah budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme. Siapa yang
salah? Ya kita semua sebagai pelaku kebudayaan itu, karena itu terserah kita
mau membawa kebudayaan kita ini ke arah yang mana.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat
kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik
dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan
sangat cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian
kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai
layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat
dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua
dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah
seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan
hasil cipta lainnya.
BAB III
Individu, Keluarga, Masyarakat
>>
Perbedaan Antara Kelompok Masyarakat Non Industri Dengan Masyarakat
Industri
1)
Masyarakat Non Industri
Kita
telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
(a) Kelompok primer
Dalam
kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap
muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian
tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih
dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung
atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain
:keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain
sebagainya.
(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi,
pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian
tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi.
Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang
telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati.
Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari
pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal
(formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok
tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok
tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku
pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga
mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma
tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta
konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis
seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan,
atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak
resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi
is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana
dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm
tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu
tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada
hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah
men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang
sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo,
mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional,
makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan
bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul
kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan
memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada
batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme
>>
Makna Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari
berbagai sudut pandang . sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi
obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun
obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai
kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir
atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat
dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols & Shadaly (1975),
individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan,
dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk
anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan
akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan
sikap-sikapnya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan. . pada awal kehidupannya bagi seorang bayi
mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi
diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam
perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan
alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin
besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang
dibutuhkannya.
BAB IV
Individu Keluarga dan Masyarakat
Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya
yang tak terbagi atau satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Makna manusia menjadi Individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik
dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses Individualisasi atau
aktualisasi diri merupakan proses peningkatan ciri-ciri individualitas pada
seseorang sampai pada dirinya sendiri.
Keluarga diambil dari bahasa Sanskerta “kulawarga”;
“ras” dan “warga” yang berarti “anggota” yaitu lingkungan yang terdapat
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga adalah unit satuan
masyarakat yang terkecil yang merupakan suatu komponen kecil dalam masyarakat.
Kelompok inilah yang menghasilkan individu dengan berbagai macam bentuk
kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal
individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu
sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
Masyarakat yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya
sudah dijelaskan yaitu sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut dari pengertian menurut
pandangan istilah society. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Menurut Drs. JBAF Mayor Polak, masyarakat adalah wadah
segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva serta
kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas sub kelompok. Jadi, masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Dalam pertumbuhan dan
perkembangan, masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu masyarakat
sederhana dan masyarakat maju. Yang dimaksud masyarakat sederhana yaitu
masyarakat yang memiliki pola pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin
dikarenakan pola nya berdasarkan kemampuan fisik individu tersebut. Sedangkan
yang dimaksud masyarakat maju adalah masyarakat yang mempunyai organisasi
masyarakat yang mempunyai tujuan yang sama akan kebutuhannya.
Dalam masyarakat
maju, dibedakan menjadi dua kelompok yaitu masyarakat non industri dan
masyarakat industri. Tujuan dari masyarakat non industri yaitu masyarakat yang
kemampuan dan profesinya lebih memberikan jasa-jasanya dalam sosialisai.
Sedangkan tujuan masyarakat industri, masyarakatnya lebih mempunyai
keterampilan untuk menghasilkan sesuatu. Contoh profesi masyarakat industri
yaitu misalnya koki.
3.1 Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan adalah
perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju atau dewasa. Menurut para ahli
yang menganut aliran asosiasi bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses
asosiasi. Proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara
tahap demi tahap karena pengaruh.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan:
• Pertumbuhan
Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir.
• Pendirian
empiristik dan environmentalistik, pertumbuhan individu semata-mata tergantung
pada lingkungan dan konsekuensinya.
• Konvergensi da
interaksionisme, yaitu pertumbuhan individu ditentukan oleh interaksi antara
dasar (bakat) dan lingkungan.
Tahap pertumbuhan
individu berdasarkan psikologi
– Masa vital (umur
0-2th) yaitu masa untuk mempelajari berbagai hal yang ada di dunianya karena
pada masa itu seorang individu baru dilahirkan di dunia
– Masa Estetik (umur
2-7th) yaitu masa yang mempelajari panca indra pada tubuh individu tersebut
– Masa intelektual
(umur 7-13/14th) yaitu masa dimana sudah mulai mempelajari segala hal tentang
sosialisasi dan mempelajarinya di lingkungan keluarga dan sekolah
– Masa remaja
(umur13/14 – 20/21th) yaitu masa dalam pembelajaran mengetahui suatu hal baik
dan buruk yang akan menentukan pembentukan karakter dimasa yang akan datang.
– Masa usia mahasiswa
dimana sudah dapat menguji diri lebih lanjut dalam kehidupan serta menghasilkan
suatu keterampilan dan kemampuan untuk membuat pendirian hidup.
3.2 Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai
perannya masing-masing dalam sosialisasi di lingkungannya. Fungsi keluarga
adalah suatu pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh keluarga
itu.
Macam-macam fungsi
keluarga :
• Fungsi biologis
yaitu keluarga dapat memberikan persiapan perkawinan bagi anak-anaknya berupa
pengetahuan kehidupan bereproduksi suami-istri, pengetahuan mengatur rumah
tangga, pengetahuan tugas suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak.
• Fungsi pemeliharaan
yaitu keluarga dapat memberikan perlindungan seperti menyediakan rumah sebagai
tempat berlindung, memelihara kesehatan, memberikan pengamanan dari bahaya.
• Fungsi ekonomi
berarti keluarga berkewajiban memberikan kebutuhan pokok seperti sandang pangan
dan tempat tinggal
• Fungsi keagamaan
yaitu keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Fungsi sosial
berarti keluarga berperan untuk memperkenalkan nilai-nilai dan sikap yang
dianut oleh masyarakat pada anak-anaknya seperti mempelajari peranan yang
diharapkan akan mereka jalankan kelak. Dalam fungsi ini keluarga diharapkan
menjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan seperti sopan santun
bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan.
3.3 Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Kehidupan sosial
manusia pasti mempunyai aktifitas sosial dalam hidupnya. Aktifitas sosial itu
seperti antar Individu, sampai antar kelompok. Dalam suatu populasi manusia
pasti akan membentuk sebuah kelompok, dan sebuah kelompok adalah sekumpulan
suatu individu. Pada bab ini akan menjelaskan kaitannya Individu, Keluarga dan
Masyarakat.
Masyarakat tidak akan
terbentuk jika tidak ada sekumpulan banyak keluarga, begitu juga Keluarga tidak
akan terbentuk jika hanya punya satu Individu. Yang artinya Individu jika
bertemu Individu yang lain akan membuat suatu Keluarga atau suatu kelompok yang
akan terbentuk menjadi Masyarakat.
Dalam Ilmu Sosial
Dasar yang mengkaji tentang masalah-masalah sosial, Individu, Keluarga dan
Masyarakat juga mempunyai masing-masing masalah sosial yang perlu dibahas.
Dalam setiap Individu, manusia mempunyai sifatnya masing-masing. Sifat-sifat
atau kepribadian itulah yang biasanya bisa berdampak positif dan negatif pada
suatu keluarga dan masyarakat.
Suatu Individu yang
mempunyai sifat positif maka bisa mendapatkan kemajuan dalam bersosialisasi di
lingkungannya, sedangkan suatu individu yang mempunyai sifat negatif bisa
berdampak buruk untuk keluarga maupun masyarakat. Contoh sifat negatif tersebut
misalnya, seorang satu individu yang mempunyai sifat pemarah bisa membuat
kalangan anggota suatu keluarga menjadi ikut seperti individu itu yaitu menjadi
pemarah. Satu individu yang mempunyai sifat tersebut bisa saja tidak disukai
masyarakat yang ada disekitarnya.
Dari suatu sifat negatif
seperti itu saja bisa menimbulkan masalah sosial. Masalah sosial tersebut
misalnya individu yang memiliki sifat pemarah akan dijauhkan oleh masyarakat,
dan individu itu pun bisa mencoba menyulut amarah individu lain agar
diperhatikan.
3.4 Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu, Keluarga
dan Masyarakat mempunyai hubungan erat karena masyarakat dibentuk melalui
individu-individu yang sadar akan perannya. Dan keluarga pun terbentuk dari
satu individu dan individu lainnya dan menghasilkan satu individu yang lain.
Manusia juga sebagai makhluk sosial juga akan membentuk suatu kelompok yang
terdiri dari individu yang karakternya berbeda-beda.
Individu mempunyai
makna yaitu manusia merupakan makhluk yang mempunyai satu kesatuan jiwa raga
yang kegiatannya sebagian keseluruhan, sebagai kesatuan. Untuk menjadi individu
yang mandiri, manusia mengalami proses. Proses tersebut adalah proses
pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama.
Makna Keluarga dalam
kehidupan yaitu untuk mengajari suatu individu tentang dunia dari suatu
kelompok terdekat karena keluarga adalah sekumpulan individu yang paling dekat
dengan individu tersebut. Keluarga merupakan satu kesatuan sosial yang
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama dalam kesatuan masyarakat. Masyarakat
yaitu sekumpulan kelompok dari beberapa individu yang bersosialisasi.
Individu-individu yang bekerja sama akan menghasilkan kelompok masyarakat yang
sejahtera.
3.5 Urbanisasi
Urbanisasi adalah
perpindahan tempat tinggal penduduk dari desa ke kota. Orang yang melakukan hal
ini disebut urban. Urbanisasi dari sudut pandang sosial dapat menimbulkan
masalah sosial. Masalah sosial tersebut seperti masalah ekonomi karena terlalu
banyaknya penduduk di suatu tempat sehingga kekurangan bahan pangan ataupun
untuk mengurangi penduduk dikarenakan padatnya penduduk sehingga menimbulkan
lingkungan kumuh. Urbanisasi mempunya faktor-faktor yaitu faktor penarik,
pendorong.
Faktor penarik :
1. Kehidupan kota
yang lebih modern
2. Sarana dan
prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan
pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah
dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
Faktor pendorong :
• Lahan pertanian
semakin sempit
• Merasa tidak cocok
dengan budaya tempat asalnya
• Menganggur karena
tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
• Terbatasnya sarana
dan prasarana di desa
• Diusir dari desa
asal
• Memiliki impian
kuat menjadi orang kaya
Walaupun urbanisasi
berdampak dalam masalah sosial tetapi ternyata mempunyai keuntungan meskipun dapan
mengakibatkan sisi negatif. Berikut keuntungan dan akibat dari urbanisasi.
Keuntungan urbanisasi
:
– Memoderenisasikan
warga desa
– Menambah
pengetahuan warga desa
– Menjalin kerja sama
yang baik antarwarga suatu daerah
– Mengimbangi
masyarakat kota dengan masyarakat desa
Akibat urbanisasi :
1. Terbentuknya
suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
2. Makin meningkatnya
tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3. Masalah perumahan
yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4. Lingkungan hidup
tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
Source :